0
Language
Currency

Kuliner NTT yang Sudah Turun Temurun, Beberapa jadi Hidangan Upacara Adat

travelingyuk.com

 Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu provinsi di Indoneisa dengan segudang pesona di dalamnya. Keberagaman adat istiadat, budaya, alam, sampai dengan kulinernya menyihir banyak wisatawan untuk datang setiap waktunya. Kuliner memang menjadi hal yang begitu menggiurkan. Nah ada kuliner NTT yang sudah turun temurun sampai menjadi hidangan upacara adat. Apa saja?


Muku Loto

 

Muku Loto, via Facebook/Vitalis Ranggawea

Namanya adalah Muku Loto yang merupakan kuliner unik yang berasal dari Nageko, Pulau Flores. ‘Muku’ artinya adalah pisang sementara ‘loto’ sendiri hancur. Muku loto ini merupakan wujud dari olahan pisang yang dihancurkan.


Bahan dasar utamanya memang pisang muda dan daging yang direbus sampai teksturnya lembut. Ini merupakan hidangan yang sudah ada sejak zaman leluhur dan disajikan sebagai sajian dalam pesta adat, lho.


Rumpu Rampe

 

Rumpu rampe, via Instagram/primerosse_os

Sementara Rumpu Rampe merupakan kuliner yang berasal dari Flores bagian Timur. Bahan utama pembuatan kuliner ini adalah bunga dan pepaya muda. Jangan kahwatir ya, makanan ini sudah memiliki rasa yang enak, tidak pahit. Kuliner ini sudah ada lama di Flores, bumbu-bumbunya sudah turun temurun. Rumpu rampe ini memang paling enak dipadukan dengan ikan goreng dan juga sambal.


Jawada

 

Kue jawada, via Instagram/kikaanindityapra

Jawada atau kue rambut merupakan kuliner dengan cita rasa renyah dan manis yang berasal dari NTT. Bahan utama pembuatan kue ini adalah tepung beras dan nira. Bentuknya adalah menyerupai gumpalan rambut dan segitiga. Biasanya kue ini jadi suguhan saat perayaan besar ataupun upacara adat dan keagamaan. Kue ini bisa bertahan lama, karena itulah bisa menjadi oleh-oleh untuk keluarga di rumah juga.


Kolo

 

Tapa kolo, via Instagram/insanbumimandiri

Kolo merupakan makanan tradisional berupa nasi bakar yang dimasak memanfaatkan bambu. Merupakan makanan khas dari Manggarai dan biasanya jadi suguhan untuk upacara adat. Nasi bambu atau kolo ini biasanya akan menjadi santapan saat makan bersama di Adat Penti, yakni syukuran panen.


Upacara adat Penti merupakan ungkapan rasa syukur atas panen serta kehidupan yang telah dilalui selama satu tahun terakhir. Tidak hanya itu saja, upacara adat ini juga merupakan wujud doa untuk keharmonisan kehidupan yang akan datang. Biasanya, upacara Penti ini dilangsungkan pada bulan Oktober atau November.

 

Itulah beberapa kuliner NTT yang sudah turun temurun dan beberapa ada yang menjadi sajian dalam upacara adat. Semoga kamu memiliki kesempatan untuk berkunjung atapun datang lagi ke berbagai wilayah di Nusa Tenggara Timur. Bagaimana, ada yang sudah pernah Teman Traveler coba?

sumber: https://travelingyuk.com/kuliner-ntt/222848