Ketika Lorong Kumuh Diubah Menjadi Kampung Korea
Warga lakukan foto selfie di Kampung Korea yang berada di Kampung Bugi, Kecamatan Sorawolio, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, Senin (28/1/2019).(KOMPAS.com/DEFRIATNO NEKE)
BAUBAU, KOMPAS.com – Siapa yang tidak menyangka lorong ini dulunya kumuh dan banyak sampah di sekitar rumah warga, namun kini disulap menjadi lorong yang indah dan asri. Yang menjadi daya tarik adalah banyak tulisan hangeul Korea yang ditulis pada dinding rumah warga, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi siapa saja yang datang berkunjung. Mulai dari pintu gerbang hingga akhir lorong, banyak tulisan yang menggunakan aksara Korea ditulis di pagar rumah warga. Lorong yang terdapat di Kampung Bugi, Kecamatan Sorawolio, Kota Baubau, kini menjadi daya tarik tersendiri bagi anak muda di sekitar Kota Baubau. Saat memasuki lorong tersebut terdapat pintu gerbang besar dan di bawahnya terdapat tulisan Korea yang artinya Kampung Korea. Ketika masuk ke lorong, terdapat jejeran payung yang diikat di atas lorong, dan di samping lorong terdapat berbagai jenis bunga yang berjejer rapi . Lalu pada dinding pagar rumah warga, terdapat berbagai lukisan dan juga tulisan aksara hangeul Korea.
Tulisan aksara hangeul ini disandingkan dan tulisan asli suku ciacia laporo yang memiliki persamaan kata dan arti. Sarianto, pemuda Kampung Bugi, mengatakan, awalnya para pemuda Kampung Bugi melihat lorong belakang puskesmas ini kumuh dan banyak sampah. “Kami berpikir, bagaimana ini dibersihkan dan diganti dengan tulisan dan lukisan sehingga menjadi daya tarik tersendiri,” kata Sarianto, Selasa (29/1/2019).
Tulisan hangeul korea yang ditulis pada dinding rumah warga, menjadi daya tarik tersendiri bagi siapa saja yang datang berkunjung ke Kampung Korea yang berada di Kampung Bugi, Kecamatan Sorawolio, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, Senin (28/1/2019).(KOMPAS.com/DEFRIATNO NEKE)
Ia menjelaskan, penggunaan tulisan hangeul Korea karena masyarakat Kampung Bugi selalu menggunakan huruf Korea sebagai bahasa daerah sehari-hari, yakni ciacia laporo. “Kita berpikir, yang ini bisa digunakan sebagai daya tarik bagi pengunjung, dengan mengadopsi bahasa hangeul dengan bahasa ciacia,” ujarnya.
Lorong dengan tulisan huruf hangeul kini banyak dikunjungi warga sekitar Kota Baubau, pengunjung tidak saja datang dari warga sekitar Kota Baubau, bahkan juga ada dari Korea. Seorang pengunjung, Winda, mengaku sangat tertarik untuk datang berfoto di lorong Kampung Korea tersebut. “Tempat bagus, dan indah, apalagi ada tulisan koreanya. Saya tahu ini langsung di Facebook banyak yang sudah bagikan. Tempatnya bagus,” ucap Winda. Kampung Bugi biasa juga dikenal sebagai Kampung Korea di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara. Pada tahun 2009 dalam simposium persamaan bahasa, Pemerintah Kota Baubau menerima aksara hangeul sebagai aksara penulisan ciacia. Sehingga, semua nama jalan di Kecamatan Sorawolio terdapat aksara hangeul dengan arti bahasa ciacia. Selain itu, penulisan aksara hangeul masuk juga ke kurikulum mata pelajaran di sekolah.
(sumber: https://regional.kompas.com/read/2019/01/29/11030591/ketika-lorong-kumuh-diubah-menjadi-kampung-korea)